![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig3mgFAyJ-4s641DYkY01nvyfjWMbi_6D8QC6J4JrQ5F2HAZc8NpXJ2I0n2_Vgw28UaxSZ1GwudivnLGkGjkkfTGJQcMtb7_hKB-NMmA3QkRUY3KttXisfG7XjUOGynFYOulppk_YaUnzv/s1600/bakar.jpg)
Untuk kemarin, jumlah hotspot
Sumsel terbanyak kedua setelah Kalimantan Tengah yang mencapai 1.225 titik.
Sedang di Kalbar 203 titik, Kaltim 32 titik, dan Lampung 20 titik. Di Sumsel,
data yang diterima BNPN mencapai 344 titik. Sebanyak 320 titik berada di
wilayah OKI. “Itu artinya, 93 persen hotspot Sumsel ada di OKI. Sudah sejak dua
bulan ini OKI sumber kebakaran lahan dan hutan di Sumsel,” bebernya.
Ditegaskan Sutopo, 99 persen
penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah disengaja. Bahkan kawasan konservasi
seperti suaka margasatwa Padang Sugihan pun terbakar. Ada 11 hotspot di sana.
“Modusnya adalah alasan ekonomi, karena pembukaan lahan dengan jalan pembakaran
lebih murah,” cetusnya.
Jika arah angin tidak berubah,
asap dari kebakaran lahan dan hutan di Sumsel akan tiba di Singapura. Perkiraan
itu diungkap Kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) SMB II Palembang, Agus Santosa di Griya Agung,
Sabtu (1/11).
“Saat ini, rezeki (asap) itu sudah tiba di
Jambi,” katanya di hadapan peserta rapat membahas persoalan asap yang dipimpin
langsung oleh Gubernur Sumsel H Alex Noerdin. Saat ini, arah angin cukup
mendukung untuk asap kiriman Sumsel tiba di Negeri Singa.
“Jika arah angin tidak
berubah, bisa jadi ribut,” cetusnya. Jarak pandang (visibility) terendah karena
kabut asap di Sumsel selama Oktober lalu yakni 200 meter. Sementara belakangan
ini, paling pendek hanya 1.000 meter. Kondisi buruknya jarak pandang ini
rata-rata pada pagi hari
0 comments :
Post a Comment