Thursday, 18 September 2014

Demo Ricuh di Pemprov Sumsel

21:56 Posted by Unknown No comments


PALEMBANG - Unjuk rasa yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palembang di halaman

Kantor Gubernur Sumsel berakhir ricuh. Belasan mahasiswa sempat beradu jotos dengan Pol PP Sumsel, Jumat (19/8) pagi.

Kejadian bermula ketika mahasiswa yang melakukan aksi maju selangkah dari barisan lantaran selama berorasi belum ada pejabat yang menerima mereka. Alhasil, terjadi pertikaian dan membuat satu sama lain terlibat konflik.

Akibatnya ada beberapa mahasiswa yang mengalami luka memar dan pakaian mereka banyak yang rusak. Sementara itu ada salah satu Pol PP yang wajahnya terluka akibat pertikaian yang terjadi.

"Yang jelas kami tidak terima dengan hal ini, kami akan usut karena banyak dari kami yang ditendang. Jika dari pihak sana tidak setuju, mari kita sama-sama proses," terang Aknan Khairullah, Ketua Umum HMI Cabang Palembang.

Aksi itu sendiri dilakukan guna menuntut kejelasan event internasional yang ada di Sumsel. Mereka menganggap kasus itu menjadi ladang korupsi bagi pejabat. Hal itu dibuktikan dengan adanya temuan-temuan dari BPK.

Mereka juga mempertanyakan bagaimana kelangsungan event yang akan dilakukan seperti MTQ Internasional, Asean University Games, dan Asian Games yang akan dilakukan di Sumsel. "Kami juga memiliki data-data riil," katanya.

Selain itu, mahasiswa juga agak sedikit gusar dengan pola BOT yang dilakukan
Pemprov. Mereka menganggap itu menggadaikan aset-aset milik negara. "Bagaimana kejelasannya ? Keuntungan untuk daerah ?," cetusnya.

Ricuh pun berhenti setelah Kepala Biro Kesra Sumsel, Richard Cahyadi menemui mereka secara langsung. "Apapun aspirasinya pasti Pemerintah Provinsi Sumsel terima kami apresiasi ini, tapi jangan lakukan dengan penuh emosi," terangnya di hadapan mahasiswa tersebut.

Richard juga sangat menyayangkan, sikap mahasiswa yang menolak event internasional seperti MTQ. Padahal, HMI sendiri merupakan organisasi Islam yang harusnya menegakkan syiar Islam tersebut.

"Kenapa umat Islam menolak Al-Quran berkumandang di provinsinya ? Ini kan agar masyarakat bisa lebih mencintai Al-Quran dan bisa mengetahui cara membaca Quran yang lebih baik," pungkas Richard.




0 comments :

Post a Comment