PALEMBANG- Beragam kejadian di dunia
internasional, yang dikait-kaitkan dengan isu agama, disikapi serius Komisi
Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Palembang. Untuk meminimalisir pengaruh
dari paham-paham radikal itu, para siswa SMA di Metropolis diberikan pengarahan
dan pemahaman bagaimana menyikapinya.
“Karena yang direkrut organisasi seperti ISIS, terorisme, dan Al Qaeda banyak dari kalangan pelajar tingkat SMA. Terutama yang tipisnya iman dan pemahaman terhadap Pancasila dan UUD,” beber Ketua KPAID Kota Palembang, Adi Sangadi SH, dalam peringatan Hari Anak Internasional 2014, kemarin (16/10).
Pihaknya meyakini, tidak ada siswa di Palembang yang direkrut. Tapi, organisasi itu seringkali dikaitkan dengan ajaran agama tertentu, bisa saja ada rekrutmen dari kalangan anak muda di kota pempek. Terutama oleh mereka yang percaya dengan radikalisme yang diajarkan ISIS, Al Qaedah, dan lainnya.
Karena itu, menjadi penting adanya kecintaan terhadap agama dan negara. Dengan begitu, kepentingan agama dan negara harus tetap dijunjung tinggi tanpa adanya suatu “pemberontakan”, pembangkangan, dan aksi terorisme.
Adi mengajak 350 pelajar yang hadir dalam peringatan Hari Anak Internasional kemarin untuk menjadi motor penggerak bagi teman-temannya yang lain. Sesama generasi muda harus dapat saling menjaga, jangan sampai terpengaruh oleh isu internasional yang dapat memecah belah persatuan dan agama Islam. “Nantinya, program ini akan disosialisasikan ke sekolah lain sehingga program tersebut bisa dilakukan oleh lembaga lain dalam membentengi diri anak dari pengaruh luar,” imbuh Adi.
Ketua DPD Pemuda Panca Marga (PPM) Sumsel, Yulius menambahkan, pada prinsipnya, jika anak memahami dan mengamalkan Pancasila, apa pun bentuk paham yang berkembang akan ditolak. ”Secara alami, anak akan menolak dengan sendirinya karena bertentangan dengan pemahaman Pancasila dan juga agama,” ungkapnya.
0 comments :
Post a Comment