Sunday, 26 October 2014

Sanggup Terangi 1.000 Rumah

21:51 Posted by Unknown No comments


PALEMBANG – Kota Palembang akan segera menjadi yang pertama memiliki pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Indonesia. Akhir Desember ini juga, pembangkit yang berlokasi di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Sukawinatan itu akan selesai dibangun dan beroperasi.
Pembangkit itu bantuan Kementerian ESDM.  “PLTSa yang akan dibangun ini punya kapasitas 500 kilowatt (kW)/jam atau 500 ribu watt/jam,” ujar Agus Saptono, Kasubdit Penyiapan Program Bio Energi Kementerian ESDM, yang dibincangi usai rapat progres pembangunan PLTSa di Hotel Aryaduta Palembang, Kamis (23/10).
Katanya, telah disepakati dan ditandatangani kesepakatan untuk melakukan on great ke PLN. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 9 Tahun 2013, ada dua jenis PLTSa dan tarif jual ke PLN.
PLTSa jenis zero waste yakni jenis listrik sampah langsung dibakar dengan tarif penjualan ke PLN sebesar Rp1.450/kWh untuk tegangan menengah dan Rp1.798/kWh untuk tegangan rendah. Jenis kedua, sanitary landfill dengan kapasitas sampai dengan 10 MW, tarifnya Rp1.250/kWh  untuk tegangan menengah serta Rp1.598/kWh untuk tegangan rendah. “Nah, PLTSa yang kami bangun di Palembang ini jenis sanitary landfill tegangan menengah. Pengelolaannya menggunakan sampah yang telah diendapkan terlebih dahulu,” jelas Agus.
Penjualan listrik yang dihasilkan PLTSa ini dipastikan akan menambah pendapatan asli daerah (PAD) Pemkot Palembang. Nantinya, sistem pembayaran dari PLN Pemkot dilakukan per bulan. “Secepatnya akan ada pembicaraan lebih lanjut dengan manajemen PLN,” imbuhnya.
Progres pembangunan PLTSa sendiri sudah mencapai 31 persen. Masih kecil karena gas engine yang dipesan dari Spanyol belum dipasang.
“Kalau gas engine itu sudah dipasang, progres pembangunannya mencapai 80 persen lebih. Akhir November nanti, gas engine itu tiba. Targetnya, pembangunan PLTSa ini kelar akhir Desember,” kata Agus.
Diakuinya, potensi sampah di TPA Sukawinatan sangat besar. Dalam sehari,  ada 500-600 ton sampah yang masuk. Sampah ini akan menghasilkan energi yang besar dan dapat memenuhi kebutuhan listrik sekarang. Untuk produksi listriknya, tergantung luasan sampah yang sudah ditutup oleh tanah, membran, dan lainnya.
Inti kerja dari PLTSa ini adalah menggunakan energi sampah yang sudah membusuk dan usianya sudah lama. “Yang masih terbuka belum bisa dimanfaatkan,” cetusnya. Dengan potensi itu, PLTSa diyakini akan mampu menghasilkan 1 megawatt (MW) listrik yang mampu menerangi sekitar 1.000 rumah.
“Kalau hanya 500 kW dan menerangi 500 rumah, itu overproduksi. Bisa ditingkatkan jadi 1 MW,” beber Agus. Pengelolaan PLTSa ini tidak akan dilimpahkan kepada pihak swasta. Pemkot akan menggodok BUMD mana yang akan mengelola pembangkit listrik ini.
“Yang jelas, akhir tahun ini juga PLTSa sudah operasional. Namun, untuk mengantisipasi terjadinya molor, pada anggaran 2015, kami sudah siapkan anggaran untuk commissioning,” katanya. Anggaran dari APBN 2014 yang dikucurkan untuk pembangunan PLTSa ini  sebesar Rp21 miliar.
Asisten II Pemkot Palembang, Hardayani, mengaku belum dapat berbicara banyak terkait progres PLTSa ini. “Kami sifatnya mengikuti instruksi dari Kementerian yang membantu pembangunan pembangkit ini. Untuk BUMD yang akan mengelolanya, masih akan dibicarakan lagi,” pungkasnya.

0 comments :

Post a Comment