PALEMBANG – Sekitar 300 karyawan Transmusi menggeruduk
Kantor Wali Kota Palembang. Aksi damai mereka kemarin (1/10) pagi, menuntut
pembayaran gaji mereka tiga bulan terakhir oleh PT SP2J (Sarana Pembangunan
Palembang Jaya).
Koordinator aksi
(korak), Juliansyah menegaskan, mereka semua tidak lagi memiliki cukup
kesabaran menunggu gaji dibayarkan. Mereka menilai, PT SP2J dan Pemkot
Palembang terus memberikan harapan dan janji palsu kepada ratusan karyawan.
“Sudah tiga bulan
(Juni-September) kami belum menerima gaji. Sementara itu kami terus bekerja.
Jika tidak, gaji kami diancam dipotong Rp300 ribu per hari oleh SP2J. Kami di sini
butuh gaji karena anak istri harus diberi makan. Kendaraan untuk berangkat
kerja juga perlu minyak,” cetusnya.
Tak hanya gaji,
Juliansyah dan ratusan karyawan lain juga menuntut adanya perbaikan 100 bus
Transmusi yang rusak. Katanya, kerusakan bus menjadi penghambat mereka untuk
bekerja maksimal memberikan pemasukan bagi PT SP2J, induk usaha Transmusi.
Para karyawan juga
mempertanyakan selisih gaji mereka yang kekurangan bayar. Dijelaskan
Juliansyah, dalam BPJS Ketenagakerjaan, gaji mereka tertulis Rp1,63 juta per 13
Maret 2013. “Tapi, gaji pokok yang kami terima, baik driver maupun pramugara,
hanya Rp1,52 juta. Ke mana Rp130 ribunya. Kekurangan ini sudah satu tahun
lebih,” bebernya.
Itu artinya, untuk
300 karyawan, dengan kekurangan Rp130 ribu per bulan selama kurang lebih 1,5
tahun (Maret 2013-September 2014), ada pemotongan mencapai Rp421.200.000. Ke
manakah selisih gaji karyawan Transmusi tersebut?
Ditambahkan
Juliansyah, mereka akan tetap mogok kerja selama gaji belum dibayarkan. “Kami
sudah mogok kerja pada Jumat lalu. Sampai upah kami dibayar, kami akan tetap
seperti ini (mogok kerja). Kami akan bawa persoalan ini ke Pemprov dan Jakarta.
Kami minta kepada Pemkot tidak lempar batu sembunyi tangan,” ujarnya.
Aksi tersebut
disambut Staf Ahli Bidang Ekonomi Pemkot Palembang, Soedirman Tegoeh. “Bulan ini akan ada
titik terang. Ini sudah lama dibahas. Pertengahan Oktober, kami upayakan
secepatnya selesai,” janjinya.
Katanya, apa pun
masalah yang ada di tubuh Transmusi, diharapkan bisa diselesaikan secara baik.
“Kita kan sama-sama tahu bagaimana kondisi Transmusi sekarang. Tapi, tetap
butuh proses untuk menyelesaikannya,” imbuhnya.
Kepala BPKAD Palembang, Zulfan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, terutama PT SP2J, baik tentang gaji, upah maupun biaya perbaikan bus. “Kami sudah bahas pula masalah itu dengan
DPRD Palembang. Untuk bus saja, kita masih berutang dengan BSB sebesar Rp16
miliar dan pihak ketiga Rp15 miliar. Jadi, banyak utang yang akan dibayar,”
jelasnya.
Untuk gaji, saat
ini BPKAD menunggu persetujuan evaluasi APBD Perubahan (APBD-P) 2014 dari
Gubernur Sumsel. “Kami harapkan minggu ini sudah turun, jadi bersabarlah
sedikit,” imbuhnya kepada para karyawan Transmusi.
Ditegaskannya, tak
ada dana yang ditahan Pemkot Palembang untuk gaji awak Transmusi. Dalam APBD-P
Palembang 2014 itu, telah dialokasikan Rp6 miliar. Asisten III Pemkot Palembang Bidang Ekonomi,
Keuangan, dan Pembangunan, M Hoyin menjelaskan, kebutuhan APBD-P untuk
membayarkan gaji dan perbaikan bus Transmusi itu telah disampaikan kepada
gubernur. “Tinggal menunggu diteken gubernur saja. Tahap pertama yakni membayar
gaji dan biaya pemeliharaan,” jelasnya.
Mengenai selisih
gaji, Hoyin menegaskan, akan mempertanyakan kepada SP2J. “Kalau ditandatangani
gubernur hari ini (kemarin), maka kami bisa bayar gaji awak Transmusi pada
Jumat ini juga,” tukasnya.
0 comments :
Post a Comment